Masa-masa libur dan mos telah
berlalu, berbagai kegiatan-kegiatan formal maupun informal aku ikuti dengan perasaan
yang berbeda-beda. Tiba akhirnya waktu-waktu kuliah dengan problematika dan
kawannya, serta tugas dan mandat yang terus menumpuk bagaikan aliran sungai
yang tak pernah berhenti. Dan ya, aku mencoba untuk menyikapi segala nuansa
anyar yang aku rasakan di dunia mandiri ini.
Coretan kisah ini menjadi salah
satunya. “Wawancara Dosen Pembimbing Akademik”. Awalnya
kupikir tugas ini merupakan tugas yang mudah, namun kenyataan berkata
sebaliknya. Selain harus membuat janji dengan DPA dan menulis
resume wawancara, memposting cerita tentang hal ini juga merupakan salahsatu
poin yang ada dalam tugas. Tidak terlalu sulit, memang, tetapi padatnya jadwal
mengajar dosen menjadi salah satu rintangan yang harus disikapi secara bijak
dalam mengerjakan tugas ini.
Siang ini,
aku dan temanku datang ke kantor beliau sembari harap-harap cemas agar beliau
ada di ruangan dan bersedia kami wawancarai. Terkesan tergesa-gesa
karena link blog ini harus di kirim ke pemandu besok. Tapi bukan anak teknik
namanya kalau tidak mengerjakan tugas H-1 deadline.
Canggung mengawali perbincangan
kami dengan beliau di siang yang teduh itu. Tapi pada akhirnya
percakapan-yang-topiknya-barusaja-ditentukan-sesaat-sebelum-wawancara-dimulai
itu berjalan dengan lancar. Berbagai pertanyaan terus mengalir dan nyaris tak
terasa bahwa waktu terus berjalan.
Berbagai topik hangat sempat kita
bahas, namun ada sepatah dua patah kata dari beliau yang membuatku berpikir,
berpikir tentang semuanya.
“Kuliah itu
berat dik, kita telah diamanahi oleh orang tua untuk belajar disini, jadi saran
saya, prioritaskan akademik“
Orang tua kita selalu
menginginkan putra putrinya untuk menjadi yang tebaik, sedangkan diri kita
harus sadar dan mampu membuat pilihan yang terbaik. Jagat kuliah tidak hanya
mementingkan urusan akademik saja, urusan non-akademik menjadi satu hal yang
penting saat kita merambah ke dunia kerja, dan sudah semestinya kita mengatur
waktu untuk kedua hal tersebut.
Perbincangan kami
mencapai ujungnya dan sebelum mengakhiri sesi wawancara, beliau berpesan
“Hidup
itu seperti puzzle, pasti ada masalah, pasti ada jalan keluar, kerjakan dengan
sungguh sungguh, dan pada akhirnya akan terbuka sendiri-sendiri“
Sebuah kata-kata yang tak akan didapat dimanapun. Motivasi, semangat, saran, quotes, dan harapan terdapat pada kata-kata yang terucap oleh beliau.
Wawancara ini membuat kami
semakin erat dan menambah wawasan tentang ilmu yang belum pernah kami pelajari.
Tak terasa satu setengah jam telah berlalu dan itu menjadi satu setengah jam
terbaik dalam perkuliahan ini.
|
Foto bersama DPA |
Read more ...